160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
930 x 180 AD PLACEMENT

Visi Bapak Alek Suhartono S.Pd., M.Pd. di SMA Negeri 1 Pati

750 x 100 AD PLACEMENT

Jarak bukanlah sebuah penghalang. Kalimat ini sepertinya cocok kita ungkapkan bagi sosok Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pati. Inilah sosok inspiratif kita, Bapak Alek Suhartono S.Pd., M.Pd. yang akrab disapa Pak Alek.

Pak Alek merupakan seorang kepala sekolah yang saat ini menjalani dinasnya sebagai Kepala SMA Negeri 1 Pati per tanggal 18 Juli 2023. Dalam sesi obrolan, Pak Alek berbagi perjalanan karirnya yang penuh semangat. Sebelumnya, Pak Alek sempat bertugas di beberapa sekolah, termasuk diantaranya SMA Negeri 1 Sale Rembang, SMA Negeri 3 Rembang, SMA Negeri 1 Kayen, hingga saat ini, berdinas di SMA Negeri 1 Pati. Meskipun Pak Alek merasa perjalanannya sangat melelahkan, Pak Alek menanggap semuah hal itu sebagai rezeki yang tak ternilai harganya.

Di SMA Negeri 1 Pati, Pak Alek sebagai kepala sekolah mempunyai visi misi yang cukup sederhana tetapi juga sangat besar, yaitu untuk meningkatkan prestasi siswa SMA Negeri 1 Pati. “Maka misi saya sederhana yaitu bagaimana meningkatkan prestasi siswa SMA Negeri 1 Pati, baik akademis maupun non akademis untuk level provinsi, nasional, bahkan internasional. Itu misi yang kami bawa. Meningkatkan prestasi siswa menuju ke internasional.”, jelas Pak Alek.

Misi tersebut mencakup upaya membangkitkan kembali kejayaan SMA Negeri 1 Pati dengan berfokus pada pembangunan kembali dan peningkatan kualitas, sehingga menjadikan SMA Negeri 1 Pati sebagai pusat prestasi yang tak hanya diakui di tingkat lokal, tetapi juga menginspirasi di tingkat nasional hingga internasional.

750 x 100 AD PLACEMENT

Untuk menjalankan misi dan program kerjanya yang ambisius, Pak Alek Suhartono mengimplementasikan pendekatan yang terstruktur. Yang pertama, Pak Alek menerapkan pembimbingan dan pelatihan untuk menciptakan landasan yang kuat. Setelah itu, diadakan sesi trial atau tryout guna mengukur hasil dari proses pembimbingan dan pelatihan tersebut, apakah sudah tercapai atau belum.

Dalam melaksanakan tugasnya, Pak Alek memegang teguh satu prinsip, yakni saling menghargai. Yang di mana semua rekan kerja, baik guru, siswa, maupun staf, dianggap sebagai partner kerja yang pada dasarnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun demikian, Pak Alek tidak risau akan kekurangan yang ada. Pak Alek percaya bahwa dengan prinsip saling mengharagai, kekurangan-kekurangantersebutdapat tertutupi. “Maka kami dengan sistem menghargai sesama partner kerja, itu kelebihan-kelebihan mereka bisa optimal. Sementara kalau kelebihan-kelebihan sudah optimal maka kekurangan-kekurangan itu otomatis tertutup. Jadi saling menghargai antara sesama rekan kerja,” ungkap Pak Alek dengan penuh bijaksana.

Selama menjabat di SMA Negeri 1 Pati, Pak Alek Suhartono mengungkapkan bahwa tantangan yang dihadapinya bukanlah berasal dari manajemen sekolah maupun guru. Tantangan terbesar yang beliau hadapi justru berasal dari kalangan siswa. Pasalnya, para siswa terkadang masih sulit untuk bersatu dan terkotak-kotak oleh identitas organisasi yang diikutinya.

“Kita adalah SMA Negeri 1 Pati. Jadi, satu untuk semua, semua untuk satu. Itu tantangan terbesar saya yang harus saya rampungi sehingga siswa itu lebih bangga dengan SMA 1,” tutur Pak Alek dengan antusias. Tantangan utama Pak Alek adalah menyatukan siswa-siswi ini di bawah satu identitas sekolah, SMA Negeri 1 Pati. Menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap sekolah sebagai satu kesatuan, bukan hanya terhadap organisasi di dalamnya, yang menjadi fokusnya.

750 x 100 AD PLACEMENT

Kemudian dalam kaitannya dengan menyikapi perkembangan teknologi. Menurut Pak Alek, terdapat setidaknya 2 hal pokok yang perlu diperhatikan. Pertama, fokus pada pengembangan sumber daya manusia dengan memberikan pelatihan khusus, terutama bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun, untuk lebih memahami perkembangan teknologi informasi. Kedua, dari segi peralatan, apakah memungkinkan untuk mendukung implementasi teknologi di sekolah atau tidak.

Pak Alek juga menyampaikan beberapa harapannya untuk digitalisasi SMA Negeri 1 Pati. Yang pertama, beliau ingin penerapan web sekolah yang tertata rapi, memungkinkan masyarakat dan alumni melihat perkembangan sekolah serta kegiatan di dalamnya. Kedua, aplikasi-aplikasi yang mendukung kegiatan sekolah juga diimplementasikan lebih dalam kepada guru dan staf. Ketiga, peningkatan pemanfaatan e-learning pada siswa–siswi. Terakhir, beliau merencanakan pembuatan perpustakaan digital dengan 10 batas peminjaman untuk setiap judul buku pada tahap awal.

Pak Alek mengakui pentingnya menghadapi era digital ini, di mana segala hal menjadi serba digital, termasuk dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, Pak Alek membentuk tim IT khusus untuk memastikan implementasi teknologi berjalan lancar dan profesional. “Kemarin saya bentuk khusus tim IT. Kalau kemarin terintegrasi dengan tim sarpras, untuk tahun ini kami coba untuk melepaskan, sehingga lebih profesional. Tidak campur–campur tugas,” jelas Pak Alek.

Namun, dalam menghadapi tuntutan perkembangan digitalisasi di sekolah, kebutuhan biaya yang tidak sedikit menjadi suatu persoalan yang tak terhindarkan. Untuk menghindari kendala biaya, Pak Alek telah merancang strategi yang terfokus dan terencana dengan menggunakan skala prioritas. Dalam kepemimpinannya di SMA Negeri 1 Pati, beliau telah mengatur ulang manajemen keuangan sekolah. Misalnya, fokus tahun ini adalah pada pencapaian prestasi, dan setiap kebutuhan IT yang masih kurang akan dimasukkan dalam rencana anggaran sekolah.

750 x 100 AD PLACEMENT

Dengan pendekatan ini, setiap tahun sekolah memiliki program prioritas yang harus didahulukan. Dana dialokasikan sesuai dengan kebutuhan yang mendesak, memastikan pemenuhan kebutuhan sekolah dapat terpenuhi, mengikuti skala prioritas yang telah ditetapkan.

Untuk mendukung digitalisasi sekolah, SMA Negeri 1 Pati mempunyai aplikasi e-learning GARUDA-21. GARUDA-21 adalah Learning Management System terintegerasi dengan Microsoft 365 yang memungkinkan guru untuk membuat materi belajar, penugasan, dan ujian online. GARUDA-21 dirancang untuk pembelajaran dengan kebutuhan internet seminimal mungkin dan bahkan bisa diakses serta digunakan untuk mengirim tugas atau ujian dalam keadaan tanpa koneksi internet.

Pak Alek mengungkapkan bahwa penerapan aplikasi GARUDA-21 di SMA Negeri 1 Pati sebenarnya telah memenuhi standar pembelajaran sekolah. Namun, tantangan utamanya terletak pada penggunaannya yang belum maksimal.

Pak Alek yakin bahwa aplikasi GARUDA-21 akan berlangsung se-cara berkesinambungan di SMA Negeri 1 Pati. Beliau menekankan perlu adanya pengembangan dan inovasi di setiap bulannya agar aplikasi tersebut tetap relevan dan bermanfaat.

Pak Alek meyakini bahwa transformasi SMA Negeri 1 Pati menjadi sekolah yang menyongsong era digitalisasi tidak memerlukan waktu yang lama. Menurutnya, hal tersebut dapat diwujudkan dalam waktu yang relatif singkat, mulai dari satu minggu, satu bulan, hingga satu tahun, tergantung pada tekad dan niat yang kuat.

Baginya, penting untuk memastikan bahwa semua unsur dalam sekolah, termasuk kepala sekolah, guru, staf, dan siswa memahami dan mendukung konsep digital secara menyeluruh.

Pak Alek menekankan bahwa keseluruhan elemen sekolah, terkhususnya siswa, harus turut aktif terlibat agar proses transformasi bisa berjalan dengan baik. “Jadi kita lihatkan kesiapan dari semua unsur yang terlibat di dalam sekolah digital. Tapi kita sudah mengerjakan secara parsial. Sekarang sudah berjalan tapi secara parsial, belum secara menyeluruh,” ungkap Pak Alek.

Baginya, kontribusi dari semua elemen di sekolah, sangat penting untuk mememastikan bahwa klaim SMA Negeri 1 Pati sebagai sekolah digital bukan hanya kata-kata belaka, melainkan benar-benar terwujud dalam setiap aspek kehidupan sekolah.

Pak Alek mengevaluasi program-program kerjanya secara berkala agar program-programnya tersebut dapat terus berlanjut. Setiap minggu, diadakan rapat khusus dengan para wakil kepala sekolah untuk mengevaluasi kegiatan dari berbagai aspek, termasuk kurikulum, kesiswaan, humas, dan lain sebagainya. Selain itu, setiap bulan, diadakan rapat evaluasi dengan semua guru, di mana kegiatan kurikulum dievaluasi secara mendalam. Supervisi kelas juga dilakukan untuk memastikan kualitas pengajaran. “Jadi melalui rapat dinas, sosialisasi, dan pembimbingan setiap bulan untuk bapak ibu guru. Untuk wakil kepala sekolah setiap minggu kita evaluasi termasuk tenaga kependidikan,” jelas Pak Alek.

Melalui pendekatan ini, Pak Alek memastikan bahwa semua aspek program diawasi dengan cermat, memungkinkan peningkatan berkelanjutan dan memastikan keberlanjutan program-program tersebut, bahkan setelah masa jabatannya berakhir di sekolah.

Pak Alek memahami betapa pentingnya membekali siswa dengan keterampilan hard skill dan soft skill untuk mempersiapkan mereka menghadapi masa depan. Beliau memandang ke depan, melihat bahwa apa yang dibutuhkan siswa tiga tahun ke depan harus dipersiapkan dari sekarang.

Untuk mencapai tujuan ini, Pak Alek menerapkan pembelajaran kolaboratif yang mengajarkan siswa untuk menghilangkan ego mereka dan bekerja sama dengan orang lain, merangsang berpikir kritis dalam kolaborasi, memunculkan kreativitas melalui ide-ide baru dalam kerjasama, dan yang tak kalah pentingnya adalah pembelajaran komunikasi.

“Jadi kita ingin sekali pembelajaran yang kreatif, berpikir kritis, pembelajaran yang berkolaborasi, dan terakhir di sini yang saya tulis adalah untuk semua itu 1, 2, 3 tadi adalah belajar komunikasi. Itu yang penting. Kita punya ide kreatif tapi tidak kita komunikasikan ya nggak jadi,” tutur Pak Alek.

Kehadiran Pak Alek di SMA Negeri 1 Pati juga membawa sebuah kebudayaan baru yang inovatif, yaitu berupa Program Jumat. Program Jumat adalah sebuah program yang diadakan pada setiap hari jumat sebelum dimulainya kegiatan pembelajaran formal di kelas. Program tersebut antara lain: Jumat Budaya, Jumat Religi, Jumat Bersih, dan Jumat Sehat.

750 x 100 AD PLACEMENT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Baca Juga
930 x 180 AD PLACEMENT